Wisma Kaliurang is located on Astorenggo Street,
first named Leh Meyer Hotel in 1931, which is owned by a German named Mr. Leh
Meyer. Leh Meyer Hotel became one of the first commercial hotels to be
established in Kaliurang, which sparked the emergence of hotels and other inns
in Kaliurang. Mr. Leh Meyer at that time initiated the entry of post and
electricity to Kaliurang. After the Japanese entered Indonesia, Mr. Leh Meyer
left this hotel, and Leh Meyer Hotel later changed its name and was managed by
the local residents. After changing its name to Hotel Kalioerang, in 1948, this
building was also used as a place for the Kaliurang Agreement and a place to stay
by the Dutch delegation. In 1985, Hotel Kalioerang was taken over by the
Yogyakarta Government and changed its name to Wisma Kaliurang. Currently it is
still used as an inn that is rented out to the public.
The original building of Wisma Kaliurang has a
New Indies architectural style, with European characteristics, which are lanterns,
river stone foundations, and the bearing wall structures from brick. A tropical
adaptation is applied, such as a shield-shaped roof, wide windows, and the
outer walls that are covered with river stone. The Art Deco style can be seen
in the windows of the main building.
_____
Wisma
Kaliurang terletak di Jalan Astorenggo, pertama kali diberi nama Hotel Leh
Meyer pada tahun 1931, yang dimiliki oleh seorang Jerman bernama Tuan Leh
Meyer. Hotel Leh Meyer menjadi salah satu hotel komersial pertama yang berdiri
di Kaliurang, yang memicu munculnya hotel dan penginapan-penginapan lain di
Kaliurang. Tuan Leh Meyer saat itu yang memprakarsai masuknya pos dan listrik
ke Kaliurang. Saat Jepang masuk ke Indonesia, Tuan Leh Meyer meninggalkan hotel
ini, dan Hotel Leh Meyer kemudian berganti nama dan dikelola oleh warga
setempat. Setelah berganti nama menjadi Hotel Kaliurang, pada tahun 1948,
bangunan ini juga digunakan sebagai tempat Perundingan Kaliurang dan tempat
bermalam oleh delegasi Belanda. Pada tahun 1985, Hotel Kaliurang diambil alih oleh Pemerintah Yogyakarta
dan berganti nama menjadi Wisma Kaliurang. Saat ini masih digunakan sebagai
penginapan yang disewakan untuk umum.
Bangunan asli Wisma Kaliurang memiliki gaya arsitektur Hindia Baru, dengan ciri khas Eropa yaitu terdapat lantern, pondasi batu kali, dan dindingnya yang berstruktur bearing wall dengan bahan bata. Terdapat adaptasi tropis yang diterapkan yaitu atap berbentuk perisai, jendela lebar, dan dinding bagian luar yang dilapisi dengan batu kali. Gaya dekorasi Art Deco dapat dilihat pada jendela bangunan utama.
_____