“Pencari Rumput dan Penjual Arang 1 & 2”; “Mencuci di Kali”; “Pencari Rumput”; dan “Kali Boyong” Kehidupan damai di Kaliurang yang tergambar dalam lukisan Pak Nur mungkin terlihat seperti diambil sebelum tahun 90-an. Faktanya, aktivitas para pencari rumput di kedalaman hutan yang hijau dan teduh itu diabadikan pada tahun 2007 di kawasan agroforestri di mana Hutan Rakyat berada. Dalam lukisan-lukisan ini, lanskap yang digambarkan adalah lanskap yang dialami oleh subjek-- sebuah ruang yang dipraktikkan melalui pengalaman sensorik para pencari rumput dan pengumpul kayu. Saat menjelajahi hutan yang digambarkan dalam lukisan-lukisan ini, kita bahkan dapat mencium betapa hijaunya udara segar dan sejuk. Seperti kombinasi aroma pakis, lumut, tanah basah, dan dedaunan. Kesegaran udara yang kompleks, suara langkah di atas dedaunan kering, kicauan burung, desiran angin yang menyentuh kulit dan segala sensasi taktil tersebut menyelubungi siapapun yang berani memasuki hutan. Para pencari rumput, pemetik kayu, dan orang-orang yang bekerja serta hidup begitu dekat dengan alam adalah mereka yang pengetahuan alamnya begitu melekat di diri dan tubuhnya menjadi arsip pengetahuan tentang bentang alam ini. Yang digambarkan dalam lukisan-lukisan ini adalah para arsip hidup dari pengetahuan lokal yang menubuh.
Di lokasi pertama ini, para seniman menggunakan nostalgia untuk menggambarkan keindahan kehidupan di Kaliurang sebelum modernisasi dan perubahan lingkungan yang cepat dan pasti. Karya-karya di lokasi ini secara langsung maupun tidak langsung terhubung dengan karya-karya lain yang ditampilkan di luar ruangan. Beberapa pesan yang ada di karya-karya ini dapat dipelajari secara langsung melalui wisata jalan kaki tertentu.
The peaceful life in Kaliurang depicted in the painting of Pak Nur might look like it was taken before the 90s. The fact is, the grass forager activity in the green and shadowed depth of the forest was immortalized as recently as 2007. It was taken from the agroforestry area where the community forest (Hutan Rakyat) is located.
In these paintings, the landscape portrayed
is a landscape experienced by the subjects-- a space practiced through
sensorial experience of the grass foragers and wood pickers. Upon exploring the
forest depicted in these paintings, one can even smell how green the crisp and
cool air is. Like a combination of fern, moss, wet ground, and foliage; one
could almost taste it. The complex
freshness of the air, the sound of our steps on dry leaves, the birds, the
rustling wind touching our skin and all the tactile sensations embraced those
who dared to enter.
The grass forager, woods picker, and other
people who work and live so close to nature are those whose knowledge of nature
is so embedded and whose bodies become the archive of the knowledge about this landscape.
Depicted in these paintings are the living archive of the local embodied
knowledge.
In this particular section of 900mdpl, the artists use nostalgia to portray the beauty of life in Kaliurang before the fast and steady modernization and environmental changes. The works in this location are connected to the other works being displayed outdoors and some others can be learnt directly through the specific walking tours.