"The Hi(story) in Between Old Buildings"
This project of mapping colonial houses in Kaliurang is a continuation to the previous edition of 900mdpl: Ghosts of a Thousand Conversations (2019) that took place in old colonial houses around Kaliurang. In this project, we are working with the local initiative to install semi-permanent signages and informational tools of the houses.
In the signage, you can find information written by Brigita Murti: the year and name of the house as well as the anecdotes, short history, and the architectural traits. Previously in 900mdpl (2019), Brigita Murti was collaborating with artist Paoletta Holsts in researching the colonial houses around Kaliurang, resulting in a new body of work titled "What Bungalows Can Tell".
The project is further published into a book
For the book, Brigita Murti contributed an essay titled The Hi(story) in Between Old Buildings, as a continuation of her thesis research in architecture, taking the building of Wisma Kaliurang as the object of the thesis research. Later developed to discuss about the preservation of heritage buildings in Yogyakarta, specifically in Kaliurang and how the heritage buildings in Kaliurang are preserved by the local community.
Read the essay here: "The Hi(story) in Between Old Buildings".
_____
In mapping the colonial houses in Kaliurang, we started with 10 selected houses. On site, you can find the semi-permanent information board in front of the houses with QR code containing a short house tour video made by the local team of Kaliurang Explore and Merapi Journey.
These 10 colonial houses are:
2. Pesanggrahan Ngeksigondo dan Taman Rekreasi
4. Penginapan Sri Sasono dan SriKahono
5. Wisma Widya Mandala (Grenzenberg White House)
7. Villa Green Apple dan Villa RRI
_____
Proyek ini merupakan proyek kelanjutan dari 900mdpl: Hantu-hantu Seribu Percakapan (2019) yang berlangsung di bangunan-bangunan kolonial tua di Kaliurang. Dalam proyek ini, kami bekerja dengan inisiatif warga lokal untuk memasang papan informasi semi permanen di rumah-rumah kolonial seputar Kaliurang.
Di papan informasi tersebut, Anda dapat menemukan informasi yang ditulis oleh Brigita Murti berupa: tahun dan nama rumah serta anekdot, sejarah singkat, dan ciri-ciri arsitektur. Dalam edisi kedua 900mdpl (2019), Brigita Murti berkolaborasi dengan seniman Paoletta Holsts dalam meneliti rumah-rumah kolonial di sekitar Kaliurang, menghasilkan sebuah karya seni yang berjudul "What Bungalows Can Tell " (Hal-Hal yang Dikatakan oleh Bungalow).
Karya seni tersebut berlanjut dalam bentuk publikasi berjudul “What Bungalows Can Tell” (Hal-Hal yang Dikatakan oleh Bungalow), yang disusun oleh Paoletta Holsts, Mira Asriningtyas, dan Brigita Murti. What Bungalows Can Tell adalah hasil penelitian seni dan arsitektur yang ekstensif di desa Kaliurang (wilayah Yogyakarta, Indonesia). Publikasi ini menyatukan berbagai esai dan serangkaian foto yang secara kritis mengeksplorasi efek spasial dan transformatif dari globalisasi dan pembentukan warisan dalam skala lokal.
Dalam buku ini, Brigita Murti menyumbang sebuah esai berjudul “Di Antara Sejarah (Cerita) Bangunan Tua” yang merupakan lanjutan dari penelitian skripsinya di bidang arsitektur, dengan mengambil bangunan Wisma Kaliurang sebagai objek penelitian skripsi. Kemudian dikembangkan untuk membahas tentang pelestarian bangunan cagar budaya di Yogyakarta khususnya di Kaliurang dan bagaimana bangunan cagar budaya di Kaliurang dilestarikan oleh masyarakat setempat.
Baca esainya di sini: "Di Antara Sejarah (Cerita) Bangunan Tua"
_____Dalam memetakan bangunan kolonial di Kaliurang, kami memulai dengan memilih 10 bangunan kolonial di sekitar Kaliurang. Di sepuluh lokasi tersebut, Anda dapat menemukan papan informasi berisi keterangan rumah yang kami buat sekaligus QR code berisi video tur rumah pendek yang dibuat oleh tim lokal Kaliurang Explore dan Merapi Journey.
Sepuluh rumah tersebut, yaitu:
2. Pesanggrahan Ngeksigondo dan Taman Rekreasi
4. Penginapan Sri Sasono dan Sri Kahono
5. Wisma Widya Mandala (Rumah Putih Grenzenberg)